Nasional
Jangan Lihat Kasus Ahmadiyah Ketika Terjadi Anarkis
Menteri Agama (Menag), Suryadharma Ali, meminta pers dan pengamat agar tidak melihat kasus Ahmadiyah pada ujungnya, yakni ketika terjadi tindakan anarkis.
"Sejak dilahirkan di India pada 1889 dan masuk di Indonesia pada 1925, kehadiran Ahmadiyah terus menjadi masalah sampai saat ini. Jadi, saya meminta kepada teman-teman pers dan pengamat agar tidak melihat kasus Ahmadiyah itu diujung, yakni hanya saat terjadi anarkis," ungkap Suryadharma Ali kepada wartawan, usai membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) PPP Provinsi Kalimantan Timur, di Hotel Mesra, Samarinda, Minggu.
Mengubah Nasib
Dalam beberapa pidato yang menggetarkan hati jutaan pendengarnya, Presiden Soekarno beberapa kali menyelipkan petikan ayat suci Alquran. Dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) awal 1960-an, umpamanya, orator ulung itu mengutip penggalan surah ar-Ra'd [13]: 11. "…. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri .…"
Dalam kasus Indonesia sekarang, tafsir serupa itu justru malah bisa menampakkan kezaliman diri sendiri. Telaah para mufasir klasik tentang penggalan ayat itu mengungkapkan bahwa sesungguhnya "Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum" dari keadaan baik (positif)-seperti telah ditetapkan-Nya-menjadi buruk (negatif). Perkara keadaan kaum itu kemudian menjadi buruk, tentu itu karena kelancangan kaum itu sendiri.
Duh, Burung Kakatua di Indonesia Terancam Punah |
Umat Islam Belum Maksimal Beri Kontribusi Terhadap Perekonomian |
Megawati Ratu Demokrasi, SBY Raja Pencitraan? |
Ahmadiyah Dibela, Islam Dihujat! |
Neo Kolonialisme dan Imperialisme |
Pena Sejarah |